Tuesday, September 1, 2009

bismillah..........

Ramadhan
Ramadhan secara bahasa artinya membakar. Ramadhan disisni dimaksudkan membakar segala keburukan yang ada. Sedangkan shawal artinya peningkatan,, yakni peningkatan diri dan pahala.
Dalam bulan Ramadhan kita diwajibkan untuk berpuasa. Puasa merupakan ibadah sirria,, yaitu ibadah hanya antara kita dan Allah saja,, hanya Allah yang mengetahui dan yang menentukan nilai pahalanya.
Puasa artinya menahan diri dari segala yang dapat membatalkannya,, yakni menahan lapar,, dahaga,, dan hawa nafsu dari waktu terbit matahari sampai terbenamnya matahari. Saat berpuasa banyak hal yang kita dapatkan,, diantaranya diskon ampunan besar-besaran,, sale pahala gila-gilaan,, sambutan pintu syurga di segala penjuru,, limpahan rahmat yang meluber,, dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikan yang dapat kita peroleh di bulan ramadhan. So,, di bulan ini hendaknya kita “ belanja” amal sebanyak-banyak. Amalan wajib ditingkatkan,, amal jariyah,, sodaqoh,, dan zakat jangan di lupakan.

Sebelum menyambut bulan Ramadhan kita hendaknya melakukan persiapan-persipan,, baik persipan secara lahiriah maupun batiniah

Persiapan persiapan tersebut yaitu :
* Persiapan spiritual --> memperbanyak dan meningkatkan kulaitas ibadah
* Persiapan fisik --> menjaga kesehatan agar tidak sampai sakit nantinya menjelang bulan ramadhan
* Persiapan mental --> mempersiapkan diri agar tetap kuat selama bulan ramadhan
* Persiapan fiqriah --> yaitu meningkatkan pemahaman akan ibadah di bulan ramadhan
* Persiapan dana --> tentu saja kita persiapan keuangan untuk bersama-sama berlomba-lomba dalam amal jariah,, zakat dan sodaqoh

Persiapan Rasulullah dan Para Sahabat
Rasulullah biasa mempersiapkan diri menyambut bulan ramadhan dengan berpuasa di bulan sya’ban. Rasulullah dan para sahabat biasa mempersiapkan diri 6 bulan sebelum datangnya bulan Ramadhan,, sehingga ketika hari itu datang beliau dan para sahabat sudah siap menyambutnya. Kemudian 6 bulan kedepan adlah masa “istiqomah” bagi mereka,, sehingga amalan-amalan,, berkah dan hikmah di bulan Ramadhan dapat mereka rasakan hingga 6 bulan kedepan

Sekilas Cinta Ramadhan
Pada moment Ramadhan ini, di mana doa-doa orang yang berpuasa , kami mengajak kaum muslimin untuk menyelipkandikabulkan oleh Allah doa pada setiap doa yang kita panjatkan. Baik ketika sedang berpuasa, berbuka, habis shalat fardhu, bermunajat di sepertiga malam, atau kapanpun khususnya di bulan Ramadhan ini. Do’a memiliki kekuatan yang dahsyat apalagi dibulan ramadhan.
Ingatkah kita dengan Syekh Muhammad Muhaisany yang berdoa di Mekkah Mukarromah pada bulan Ramadhan 1422 H ?. Doa beliau sungguh dahsyat dan menggentarkan hati seluruh ummat Islam dimanapun berada. Dalam doanya, agar menolong mujahidinSyekh Muhaisany banyak memohon kepada Allah menghancurkan seluruhdimana pun mereka berada dan agar Allah kekuatan toghut, terutama Amerika yang beliau sebut sebagai sumber toghut dan malapetaka di dunia ini. Akibat doa beliau yang dahsyat itu, rezim toghut Saudi berang dan memenjarakan beliau.
Jika kaum muslimin pada bulan ramadhan ini belum berkemsempatan untuk berjihad, minimal mereka mendo’akan kemenangan bagi para mujahidin dan kehancuran bagi orang-orang kafir. Walaupun kemampuan kita hanya sekedar do’a, namun tidak tertutup kemungkinan, jika doa itu terpanjat oleh jutaan ummat Islam di seluruh dunia, dengan diiringi berkenanistighfar, hamdallah dan shalawat Nabi, Insya Allah, Allah memberikan pertolongan kepada pejuang-pejuang Islam. Waallahua’lam bishshawaab (Sumber Majalah An Najah ed Ramadhan (15 Agust 2009)
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang berlimpah pahala, seperti digambarkan dalam Alquran yang diturunkan sebagai pedoman bagi seluruh umat manusia, di dalamnya juga terdapat malam yang memiliki nilai lebih baik dari pada seribu bulan, Lailatul Qadr (QS. Al Qadar:3). Selama Bulan Ramadhan, seluruh umat Muslimin di dunia menjalankan perintah puasa, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah, atas segala rahmat yang telah diberikan-Nya pada mereka.
Dalam Surat Al-Baqarah, Allah menyatakan perihal Bulan Ramadhan sebagai berikut:
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya berpusa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur. (QS. Al Baqarah [2]: 185)
Menunaikan kewajiban berpuasa untuk mencapai ridha Allah adalah suatu bukti keimanan yang kuat, kesucian jiwa, keikhlashan hati, dan rasa takut kepada Allah. Puasa adalah suatu bentuk penyembahan khusus antara hamba dan Allah sebagai Tuhannya, karena hanya Allah yang mengetahui 'azam/niat seseorang, keikhlashan, kemurnian dan perhatiannya atas amalan yang halal dan yang haram, termasuk ketika seseorang menunaikan kewajiban ini. Tak seorangpun mengetahui apakah seseorang berpuasa untuk memberi kesan kepada orang-orang sekitarnya ataukah untuk maksud lain di luar tujuan suci yang utama. Orang yang berpuasa diberi imbalan sebagai amalan sesuai dengan apa yang ada dalam pandangan Allah.
Rasulullah memberi berita yang menggembirakan kepada umatnya dalam sebuah hadits: Sungguh! kebahagiaanlah bagi orang-orang yang melalui bulan (Ramadhan) ini dengan berpuasa, beribadah, dan melakukan amal kebaikan (amal sholeh)!
Allah menyampaikan kewajiban berpuasa ini dalam Alquran Surat Al Baqarah:
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (QS. Al Baqarah [2]: 183)
Sebagaimana dinyatakan dalam ayat di atas, salah satu alasan mengapa puasa diwajibkan adalah agar manusia bertakwa dan mampu menahan hawa nafsunya. Satu-satunya cara untuk melakukannya adalah percaya (beriman) kepada Allah dengan hati tulus, mematuhi segala perintahnya dan menjauhi godaan hawa nafsunya. Dengan demikian, moralitas seseorang akan tumbuh baik seiring dengan waktu, keimanannya semakin mendalam, dan ketakutannya pada Allah makin kokoh.
Akan tetapi, satu hal penting bahwa keimanan yang suci, do'a yang tulus, dzikir pada Allah dan keinginan untuk mengekang hawa nafsu seharusnya tidak surut dengan berakhirnya bulan puasa. Seseorang dengan keimanan yang teguh memancarkan moralitas/semangat Ramadhan bahkan setiap saat dalam hidupnya. Allah telah membuat kewajiban berpuasa hanya pada saat tertentu, dan memerintahkan manusia untuk menjauhi hal yang terlarang/salah. Manusia harus menjauhi hal-hal terlarang sepanjang hidupnya, mendengarkan suara hati nurani, berusaha mendapatkan keridhaan Allah dan kembali hanya kepada-Nya. Inilah moralitas yang disenangi oleh Allah. Melakukan hal-hal yang berlawanan dengan ibadah, doa dan dzikir pada Allah selama Bulan Ramadhan, dan menjauhi kebenaran yang tercantum dalam Alquran, sesaat setelah Bulan Suci ini berlalu, merupakan perbuatan yang dimurkai Allah. Hal ini dikarenakan pada Hari Pengadilan setiap orang akan diminta untuk menghitung seluruh amal perbuatannya, besar atau kecil, dan akan diganjar dengan ganjaran yang setimpal. Barang siapa bertakwa dan mendengarkan hati nuraninya akan selamat, dan barang siapa menolak dan membantah Allah akan mendapatkan adzab yang tiada akan pernah berakhir di neraka. (Sumber harunyahya.com)


My Ramadhan

Untuk memperlancar amalan-amalan di bulan puasa,, biasanya saya membuat beberapa daftar target yang mesti dicapai. Target ini di harapkan bisa tercapai seluruhnnya (InsyaAllah,, amiiieeennn *-*) dan diusahan agar tetep ter-istiqomah-kan di bulan-bulan selanjutnya !

DAFTAR TARGET BULAN RAMADHAN TAHUN 1429 H

Target tahun lalu Target tahun ini
1. Khatam Al Qur’an (90%) 1. Khatam Al Qur’an
2. Tarawih Penuh (InsyaAllah sdh 100%) 2. Tarawih Penuh
3. Witir Penuh (InsyaAllah 100%) 3. Witir penuh
4. Perbanyak sodaqoh (50%) 4. Perbanyak sodaqoh
5. Tambah ilmu agama (40%) 5. Hafal min 10 hadist
6. Mencari malam laitul Qadar (70%) 6. Hafal min 10 ayat + arti
Istiqomah --> 30% (~_~) 7. Hafal min 4 surah juz amma
8. Tambah ilmu agama
Istiqomah --> ????


Tauladan

Allahumma solli ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ‘ali sayyidina Muhammad,, kamaa sollaita ‘ala Ibrahim wa ‘ala ‘ali Ibrahim,, wa baarik ‘ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ‘ali sayyidina Muhammad,, kamaa barokta ‘ala sayyidina Ibrahim wa ‘ala ‘ali sayyidina Ibrahim. Fil ‘aalamiina innaka hamiidu(n)mmajiid.........

Inilah do’a yang biasa kita baca pada saat tahiyat akhir. Namun adakah diantara kita yang sempat berfikir akan makna kenapa hanya 2 nama ini yang disebut dalam sholat? Kenapa Nabi Muhammad saw dipasangkan dengan Nabi Ibrfahim as? Untuk singkatnya mungkin kita hanya akan berfikir hal ini karena Nabi Muhammad adalah kekasih Allah dan Nabi Ibrahim adalah Bapak para Nabi. Jawaban yang sederhana namun bernilai.
Sebenarnya kebanyakan dikalangan kita cerita mengenai Nabi Ibrahim yang ditonjolkan adalah kisah penyembelihan anaknya,, ataupun mengenai mukjizatnya tak terbakar api. Padahal banyak sekali kisah-kisah perjuangan Nabi Ibrahim yang membuatnya diistimewakan oleh Allah. Diantaranya adalah bagaimana perjuangannya menahan rasa sedih ketika menghantarkan anak dan istrinya ke bukit shofa kemudian meninggalkan mereka berdua tanpa bekal apapun hingga bertahun-tahun lamanya. Kemudian hendaknya menjadi pelajaran juga bagi kita bagaiman aseorang Nabi Ibrahim yang mencari sendiri Tuhannya dengan menggunakan akal dan pikirannya. Hal ini menandakan bahwa selain sabar,, tabah,, dan ta’at,, Nabi Ibrahim juga adalah seorang manusia yang cerdas. Hal inilah yanng membuatnya istimewa.
Sedamgkan untuk Nabi Muhammad,, tak perlu diragukan lagi akan keistimewaannya karena begitu banyak hal-hal yang menakjubkan dari diri seorang Nabi Muhammad. Karena itulah Allah amat mencintainya,, dan karena kecintaanNya itulah yang membuat Nabi Muhammad menjadi kekasihNya.